
Jakarta –
Perkembangan sektor keuangan syariah di Indonesia masih menyimpan sejumlah tantangan. Salah satunya, literasi atau melek keuangan syariah yang rendah,
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan, kemajuan sektor keuangan syariah masih menyisihkan sejumlah pekerjaan rumah. Dia mengatakan, inklusi keuangan syariah masih rendah yaitu sebesar 12,12%.
“Inklusi keuangan syariah nasional gres meraih 12,12% tertinggal jauh dari inklusi keuangan konvensional sebesar 85,1%,” kata Ma’ruf di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/6/2023).
Oleh alasannya itu, kata dia, datangnya instrumen keuangan syariah di tengah penduduk diperlukan sanggup menjadi katalisator inklusi keuangan nasional.
“Hadirnya instrumen keuangan syariah di tengah-tengah penduduk kita kehendaki sanggup menjadi katalisator capaian inklusi keuangan syariah nasional,” katanya.
Tak cuma dari inklusi, Ma’ruf menyebut literasi keuangan syariah Indonesia masih rendah. Dia mengatakan, literasi keuangan syariah gres di angka 9,14%.
“Tantangan berikutnya masih rendahnya literasi keuangan syariah penduduk Indonesia adalah 9,14% tahun 2022 jauh di bawah indeks literasi keuangan secara keseluruhan sebesar 49,68%,” katanya.
“Padahal literasi ini aspek intrinsik yang mendorong dan motivasi penduduk untuk mencari informasi terkait produk keuangan syariah,” katanya.
Simak juga Video ‘Serangan Geng Ransomware Kembali Hantui Indonesia’: