
Mataram –
Kasus scamming keuangan di Nusa Tenggara Barat (NTB) makin marak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB mengungkapkan kerugian yang ditimbulkan dari problem ini diperkirakan meraih miliaran rupiah.
Kepala OJK NTB, Rudi Sulistyo, menyampaikan kerugian yang dialami para korban beragam. Ada yang rugi Rp 67 juta, Rp 100 juta, dan total meraih miliaran rupiah.
Baca juga: Imigrasi Ciduk 7 WN Nigeria gegara Overstay sampai Tindakan Scamming |
Modus scam keuangan cukup beragam. Di antaranya, scam lewat kata sandi sekali pakai (one-time password) sampai penipuan lewat e-commerce. Menurut Rudi, scamming ini pada biasanya terjadi pada penyedia jasa pembayaran (PJP), seumpama Shopee Pay, Gopay, dan sebagainya.
“Mereka disuruh kirimkan OTP. Kemudian, ada juga penipuan dan versi instal atau pindah, umpamanya dari Iphone pindah ke Android yang karenanya di-hack,” kata Rudi di saat diwawancarai di Mataram, Kamis (19/12/2024).
OJK sekarang mengintensifkan sosialisasi terkait Indonesia Anti Scam Center (IASC) untuk menghemat tingkat scamming di NTB. Rudi mengungkapkan IASC telah dibikin polanya pada dua tahun lalu. “Jadi ini impian kami sanggup menghemat tingkat scam di Indonesia, terutama NTB,” harapnya.
Baca juga: 16 WN Taiwan Pelaku Cyber Crime Dideportasi, 87 Lainnya Diusir Bertahap |
Terdapat 16 bank, lima PJP, dan lima e-commerce dalam IASC yang berkumpul di OJK pusat. Ketika ada laporan scam masuk, sanggup pribadi diblok oleh pihak bank, PJP, maupun e-commerce.
Rudi mengimbau penduduk NTB yang mengalami scam keuangan secepatnya melapor lewat ke situs web IASC, merupakan iasc.ojk.co.id. Harapannya, dilema tersebut sanggup secepatnya ditangani. Jika telah lapor, penduduk sanggup memeriksa perkembangannya di situs tersebut.

Jaringan Penipuan Love Scamming di Lampung Menyasar Wanita Paruh Baya
Jaringan Penipuan Love Scamming di Lampung Menyasar Wanita Paruh Baya
scamming ntbpenipuan keuanganojk ntbindonesia anti scam centerlaporan scamscamming