
Jakarta –
Mengatur keuangan penting untuk mahasiswa. Dengan mengontrol keuangan, kau sanggup menyaksikan ke mana uangmu pergi setiap bulannya.
Dengan begitu, para mahasiswa tidak kalut duit bulanannya tidak cukup untuk menyanggupi keperluan sehari-hari. Perencana Keuangan Nadia Harsya membagikan sejumlah tips.
Pertama, yang perlu dijalankan merupakan mengalokasikan keperluan prioritas ketika pertama kali mendapat duit saku. Misalnya, keperluan mahasiswa menyerupai duit fotokopi, makan, hingga ongkos transportasi.
“Pertama kalau sanggup duit jajan hingga duit jajan berikutnya. Jadi, step satu sanggup gajian sanggup uang, bereskan dahulu tuh bayar kosan beli token,” kata ia dalam program d’Preneur yang berkolaborasi dengan BANK JAGO, di Universitas Tarumanagara, Jakarta, Selasa (5//3/2024).
Baca juga: Susah Nabung di Satu Rekening? Bisa Coba Metode Kantong Ala Bank Jago |
Kemudian, Nadia bilang perlu mengalokasikan budget yang tersisa secara mingguan. Sebab, kalau dilihat secara bulanan, kita akan merasa mempunyai banyak uang.
Dengan alokasi mingguan, kau sanggup mempunyai kendali diri yang lebih disiplin. Nadia menganggap kendali diri ini menjadi hal penting alasannya merupakan biar tidak mengambil dana yang lain. Selain itu, dengan alokasi mingguan ini juga sanggup menumbuhkan kebiasaan menghabiskan duit sesuai dengan besaran.
“Paling penting disiplin sama self-control ya. Dengan pengingat ini, saya merasa punya jatah dan batasnya tiap Minggu segini. Misalnya, sepekan Rp 500 ribu operasionalnya. Jadi, punya habit menghabiskan yang jatahnya,” jelasnya.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menabung
Sebelum menabung, Nadia bilang ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, mencar ilmu mendapat sumber penghasilan.
Selain itu, Nadia menyebut penting juga untuk jeli menyaksikan pendapatan tambahan. Apalagi zaman yang serba canggih, sanggup penghasilan suplemen yang lebih mudah.
Kemudian, membeli dengan bijak. Menurutnya, selama cara belanjaanya belum benar, kita tidak akan pernah mempunyai uang. Untuk itu, penting juga untuk sanggup membedakan keperluan prioritas dan keinginan.
“Nah jadi menurutku saya membedakan antara mana yang sifatnya keperluan mana yg sifatnya keinginan, memang mesti pintar-pintar menelaah apakah saya butuh atau ingin,” imbuhnya.