Foto: MPRJakarta –
Anggota dewan perwakilan rakyat RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan visi dan tekad Presiden Prabowo Subianto merealisasikan proses tranformasi ekonomi nasional mesti dimengerti selaku balasan kepada pergantian zaman.
Menurutnya, proses tranformasi ekonomi yg lebih rajin dan bersiklus mesti dimulai dari sekarang. Sebagai suatu proses yang berkelanjutan, transformasi ekonomi yg dimulai sejak kini mulai menjadi warisan dari generasi dikala ini yang hendak diteruskan oleh generasi milenial, Gen-Z, dan generasi Alpha. 
“Keinginan merealisasikan transformasi ekonomi nasional dimulai di ketika dunia telah menapaki periode industri 4.0 dan kian meluasnya pemanfaatan AI. Berbasis kekayaan negara-bangsa, disepakati bahwa perekonomian Indonesia akan bertransformasi dengan hilirisasi ragam sumber daya alam,” ujar Bamsoet, dalam keterangannya, Minggu (20/10/2024).
“Kepala Negara Prabowo telah bertekad memperluas kebijakan hilirisasi sampai meliputi 12 komoditas. Semua unsur bangsa diperlukan mendukung kegiatan transformasi ekonomi nasional ini,” sambungnya.
Bamsoet memaparkan transformasi dengan kegiatan hilirisasi sumber daya alam menuntut pergantian referensi pikir pada faktor manajemen sumber daya alam. Agar tranformasi dan hilirisasi bisa berproses dengan efektif, semua institusi negara yg terkait mesti didorong untuk responsif dengan ide dan inisiatif yg relevan.
“Selain itu, perhatian kepada urgensi mengembangkan kompetensi sumber daya insan Indonesia mesti masuk skala prioritas. Sebab faktor paling penting dalam hilirisasi sumber daya alam yakni sumber daya insan setempat yang kompeten untuk kerja pemrosesan, buatan dan rekayasa material,” kata Ketua dewan perwakilan rakyat RI ke-20 itu.
“Pada waktunya nanti, semua pihak pasti berharap hilirisasi sumber daya alam tidak lagi mengagendakan keperluan mulai tenaga kerja asing,” lanjutnya.
Bamsoet menerangkan tantangan yang lain adanya fakta bahwa hilirisasi sumber daya alam memiliki ketergantungan akan barang modal bermanfaat sungguh tidak murah yang mesti diimpor. Itu sebabnya investasi bagi proyek hilirisasi dikala ini sungguh mahal.
Karenanya, perlu ditangani eskalasi bagi kegiatan observasi dan pengembangan (Litbang) di dalam negeri, buat keperluan memproduksi barang modal serta kenaikan maupun ekspansi nilai tambah setiap komoditas sumber daya alam.
“Pemerintah dan para ilmuwan hendaknya kian komunikatif dan memberi ruang lebih leluasa bagi para periset dan inovator. Dari Badan Riset dan Penemuan Nasional (BRIN) pun diperlukan tampil dengan inspirasi dan temuan-temuan gres yg relevan. Misalnya, terkait dengan prosedur gres bagi optimalisasi proses buatan yg ramah lingkungan, faktor pengelolaan limbah, faktor kualitas produk, sampai seni administrasi mengembangkan partisipasi penduduk lokal,” urai Wakil Ketua Generik Koordinator Bidang Politik dan Keamanan KADIN Indonesia tersebut.
Baca Juga : Contoh Teks Mc Pembawa Program Perayaan Hari Santri Nasional 2024
Bamsoet menyertakan hilirisasi mesti dilaksanakan dengan konsisten. Mata rantai hilirisasi sumber daya alam akan mendatangkan faedah berlipat ganda, lantaran dimulai dengan proses pengadaan materi baku untuk dahulu dimasak industri manufaktur menjadi barang jadi dengan nilai tambah yg tinggi.
Apabila mata rantai hilirisasi terwujud di sektor pertambangan, pertanian, perkebunan sampai sektor perikanan, akan terbuka puluhan juta lapangan kerja.
“Bangsa Indonesia sungguh diuntungkan lantaran memiliki sejumlah komoditas sumber daya alam sungguh diperlukan pasar global. Mulai dari emas, tembaga, bauksit, nikel, timah, kerikil bara, kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, kakao, rumput laut, teh dan rempah-rempah lainnya,” ujar Wakil Ketua Umum FKPPI itu.
“Dengan tidak lagi memasarkan materi mentah, perekonomian nasional secepatnya bertransformasi dalam memperbesar nilai tambah semua komoditas SDA tersebut. Saya optimis dibawah kepemimpinan Kepala Negara Prabowo, mampu merealisasikan transformasi ekonomi nasional demi kemakmuran semua rakyat Indonesia,” pungkasnya.
